Uniknya Perayaan
Tahun Baru Di Jepang
PERSIAPAN PERAYAAN
Bersih bersih atau Osouji
Tahun baru berarti datangnya era baru
jadi wajar kalau harus disambut dan dirayakan dan sepertinya
hal ini berlaku di negara manapun. Namun satu
sisi unik dari budaya perayaan tahun baru di Jepang
adalah aktivitas bersih bersih yang dianggap sebagai
bagian dari perayaan.
Acara bersih bersih di akhir tahun
ini sepertinya sedikit berbeda dengan bersih bersih
harian karena bersifat total dan besar besaran dan biasanya
melibatkan hampir semua anggota keluarga. Semua sudut
dan pojok rumah yang biasanya tidak tersetuh sapu atau
lap sama sekali pada hari tersebut mulai mendapat bagian.
Semua isinya almari dibongkar dan disusun ulang. Bukan
cuma itu almari, refrigerator, mesin cuci dan benda
berat lainya digeser dan dibersihkan terutama bagian
belakang dan bawah. Menyisakan debu dan kekotoran lain
pada tahun berikutnya dipercaya akan mendatangkan pengaruh
buruk pada diri atau keluarga.
Tentu saja, aktivitas ini bisa dibilang
sangat melelahkan dan tidak jaran bisa berlangsung selama
beberapa hari terutama bagi mereka yang mempunyai rumah
cukup luas. Bagi keluarga yang anggotanya berusia lanjut
tentu akan menjadi masalah besar. Biasanya anak atau
keluarga lain akan ikut membantu, namun tidak jarang
karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan banyak
keluarga yang lebih senang memakai jasa pembersih rumah.
Sedangkan khusus untuk lingkungan kuil,
aktivitas bersih bersih ini dianggap sebagai bagian
dari upacara ritual.
Hiasan, Dekorosi atau sesajen
Setelah acara bersih bersih ini selesai
maka dilanjutkan dengan acara mendekorasi rumah atau
kantor. Ada cukup banyak hiasan yang ada, namun
beberap diantaranya yang umum ditemukan adalah Shimenawa, yaitu hiasan yang digantung di depan rumah, berupa jerami
yang dibentuk atau diplintir sedemikan rupa membentuk
bulatan dipadu dengan daun cemara dan dipasang di depan
rumah. Disamping untuk hiasan rumah, ada juga untuk
dipakai di mobil. Kemudian dekorasi lain yang mudah
ditemukan adalah kagami
mochi yaitu tumpukan kue mochi dan jeruk namun entah kerena
alasan praktis atau apa, buah jeruk kebanyakan sudah
diganti dengan buah plastik yang menyerupai jeruk.
Untuk pusat perbelanjaan toko dan sejenisnya
biasanya akan memasang hiasan yang cukup besar yang
berbentuk tiga bambu runcing berukuran besar berpadu
dengan daun cemara atau pohon lain. Hiasan ini disebut
dengan nama Kadomatsu
Berkirim kartu post atau Nengajou
Sudah menjadi kebiasaan dari kebanyakan
orang Jepang untuk mengirim kartu pos sebelum tahun
baru yang dikenal dengan nama Nengajou
Kartu yang dikirim umumnya rata rata sekita lima lembar
untuk tiap orang atau satu keluarga, sedangkan bagi
mereka yang memiliki tempat usaha (bisniss) umumnya
akan lebih banyak lagi. Jadi bisa dibayangkan ada berapa
juta lembar kartu post yang beredar pada acara peringatan
tahun baru di negara tersebut.
Jadi Anda bisa bayangkan betapa sibuknya
petugas pos di Jepang setiap menjelang akhir tahun.
Untuk mengatasi lonjakan surat yang luar biasa besar
ini, pihak pos biasanya akan membuka lowongan kerja
paruh waktu besar besaran pada setiap akhir tahun yang
biasanya direkrut dari anak sekolahan.
Profesionalisme petugas pos sangat
dipertaruhkan saat itu, karena semua surat harus dikirim
tepat waktu tidak boleh dikirim terlambat dan juga tidak
boleh dikirim terlalu cepat. Umumnya kartu post tahun
baru memiliki tanda khusus dan mudah dibedakan dengan
kartu pos atau surat biasa. Umumnya kartu pos bertanda
khusus ini akan disimpan terlebih dahulu, dipilah dan
digabung menjadi satu serta mengirimnya pada hari yang
tepat. Jadi surat akan kita dalam satu ikat berisi belasan
atau bahkan puluhan kartu post ucapan tahun baru.
Menyiapkan makanan khusus atau
Osechi
Selama tahun baru dan beberapa hari
setelahnya umumnya keluarga di Jepang tidak melakukan
acara masak memasak, jadi acara memasak ini dilakukan
sebelum tahun baru. Makanan itu disebut dengan
Osechi yaitu terdiri dari berbagai lauk pauk, ketela, ikan
kering, udang dll, berwarna sedikit gelap atau coklat.
Cara membuat makanan ini relatif rumit
karena ditutut harus bisa tahan selama dua tau tiga
hari. Keluarga Jepang modern sekarang umumnya sudah
tidak membuatnya lagi namun cukup membelinya pada toko
tertentu. Makanan osechi ini berharga cukup mahal, yaitu
sekitar 20 ribuan yen yang kalau dirupiahkan adalah
sekitar 2 jutaan per set. Satu set umumnya terdiri dari
tiga kotak kayu yang mewah dan dibungkus dengan kain
bermotif yang sangat indah.
PUNCAK PERAYAAN
Doa pergantian tahun
Lho ? Koq berdoa, bukannya pesta ?
Ya, inilah perayaan unik tahun baru ala Jepang.
Jadi jangan harap menemukan kemeriahan pesta kembang
api, kemacetan jalan, suara kloakson dan terompet. Suasana
jalan terlihat sepi dan biasa biasa saja namun justru
areal sekitar kuil-lah yang luar biasa karena penuh
dengan kerumunan orang yang menyemut. Bahkan sekedar
untuk bisa masuk melewati gerbang utamapun sepertinya
bukan perjuangan yang mudah karena harus melewati antrean
yang sangat panjang bahkan sampai jauh ke jalan raya.
Sedikit catatan, bulan desember adalah musim dingin
di negara tersebut, jadi bisa dibayangkan berdiri di
luar rumah di tengah dinginnya malam selama berjam jam
tentu bukan aktivitas yang menyenangkan.
Umumnya jadwal kereta api di Jepang
akan berakhir tengah malam namun khusus untuk tahun
baru, semua kereta bawah tanah pusat kota dan kereta
biasa untuk jalur tertentu akan dibuka nonstop 24 jam.
Jadi khusus untuk tahun baru, siapaun bisa melewati
tahun baru dengan nyaman tanpa ada rasa khawatir ketinggalan
kereta saat pulang.
Tepat tengah malam, saat hitungan mundur
mulai menyentuh angka zero, kerumunan orang di halaman
utama secara serentak melempar kepingan uang logam ke
arah altar utama dan tangan dicakupkan di dada dan doa
yang tidak lebih dari 5 detik itupun selesai.
Antrean di luar kuil yang tadinya tertahan mulai bisa
bergerak dan secara perlahan lahan mulai memasuki altar
utama untuk berdoa. Suasana menjadi lebih tertib
dan ritual melempar uang koin sebelum memanjatkan doa
menjadi lebih terarah dan tidak sampai mengenai kepala
orang seperti kejadian sebelumnya.
Menjelang pagi kuil bukannya menjadi
sepi tapi malah bertambah ramai karena kebanyakan orang
ingin datang ke kuil sepagi mungkin dan khusus untuk
tahun baru dan aktivitas ini disebut dengan Hatsumoude
atau kunjungan hari pertama ke kuil. Sebatas yang saya
lihat, golongan remaja umumnya datang ke kuil pada tengah
malam, sedangakan pagi harinya umumnya adalah anak anak,
orang tua atau keluarga. Untuk kuil kecil dan menengah,
keramaian umumnya hanya berlangsung sampai tengah sedangkan
untuk kuil besar umumnya bisa berlangsung sampai 2 atau
3 hari setelah tahun baru.
Minum sakeSetelah melakukan doa, biasanya kebanyakan orang akan mendatangi bagian penjualan Omamori atau jimat keberuntungan, Omikuji atau kertas yang berisi ramalan nasib yang akan diikat di ranting atau tempat yang disediakan kalau ramalannya jelek dan dibawa pulang kalau bagus. Beberapa kuil tertentu kadang ada ritual minum sake sebagai simbul pencucian atau kebersihan. Sake disajikan dalam piring sangat kecil berbentuk datar, jauh lebih kecil dari piring sake standard, jadi hanya bisa menampung beberapa mili liter sake saja namun menurut aturan lalu lintas, sudah melebihi ambang batas minimal. Jadi para pengemudi dan juga mereka yang belum genap berumur 20 tahun juga tidak mengkonsumsinya.
Umumnya kuil yang menggelar pergantian tahun dengan berdoa adalah kuil Shinto jadi menjelang tahun baru kuil kelompok inilah yang paling ramai menjelang dan setelah tahun baru. Kuil Buddha hampir tidak melakukan aktivitas khusus yang berskala masal kecuali doa biasa kecuali ritual bersih besih atau Osouji seperti yang sudah saya sebutkan di awal. Namun walaupun begitu setidaknya tepat menjelang tengah malam kita tetap bisa mendengar suara lonceng besar yang dipukul berulang kali dan menghasilkan suara bernuansa magis yang bisa didengar sampai jarak ratusan meter, sebagai tanda pergantian tahun. Untuk lingkungan gereja sepertinya juga melakukan hal yang tidak jauh berbeda.
Apakah perayaan tahun baru harus selalu ke kuil ?
Tentu saja tidak ada kata harus apalagi dalam urusan agama atau budaya di negara ini. Perayaan tahun baru di tempat lain seperti hotel dan tempat hiburan lainya tetap tidak kalah meriahnya atau bahkan jauh lebih meriah karena dikelola secara modern dan lebih profesional. Disamping banyak orang yang melewatkan tahun baru dengan berdoa masih banyak juga yang memanfaatkannya untuk berbisnis seperti para pedagang kafe tenda di sekitar kuil. Bahkan saya pernah menjumpai seseorang yang membawa bendera dan foto peserta pemilu, berdiri di pinggir jalan tepat di depan antrean orang yang hendak memasuki kuil. Bahkan ceramah agama dari kelompok agama tertentu juga bukanlah hal yang aneh atau bahkan cukup sering ditemukan. Namun yang jelas tidak pernah sampai menimbulkan protes atau keributan apapun.
Di beberapa tempat seperti Tokyo Disneyland, Disney Sea, Universal Studio menggelar acara khusus untuk tahun baru yang dikunjungi oleh ratusan ribu orang perhari hampir dua kali lipat dibandingkan hari biasa demikian juga dengan pusat wisata lainya. Bagaimana dengan acara televisi ? Sepertinya menurut saya nyaris tidak banyak berubah kecuali siaran berita dan liputan suasana tahun baru di sejumlah belahan dunia atau negara lain. Jadi bagi yang ingin melihat pesta kembang api bisa melihatnya lewat televisi. Acara musik dan lagi bukan merupakan program acara wajib tahun baru jadi tidak bukan hal yang umum kita jumpai. Sangat tidak menarik bukan ?
SETELAH PERAYAAN
Otsohi dama
Sehari setelah tahun baru, umumnya
keluarga atau tetangga akan saling berkunjung mengucapkan
selamat tahun baru. Mereka biasanya membawa anggota
keluarga secara lengkap termasuk anak anak. Dari pihak
tuan rumah, setap anak akan mendapatkan sejumlah uang
yang ditaruh di dalam amplop semacam anpao dalam tradisi
China atau Otoshi
dama dalam bahasa Jepang. iOtoshi dama sendiri sebetulnya
berarti otoshi (jatuh) dan dama atau tama (uang logam),
namun dewasa ini pemberian uang logam untuk otoshi dama
sudah tidak umum lagi dan cendrung berganti menjadi
uang kertas yang biasanya minimal adalah 1000 yen atau
sekitar 100 ribu rupiah.
Fukubukuro
Fukubukuro
adalah tas belanja keberuntungan. Aktivitas ini sepertinya
hanyalah akal akalan dari pedagang dalam menjual barang
dagangannya. Sejumlah barang dijual dalam bungkusan
khusus yang tanpa bisa kita lihat dan pilih isinya,
jadi semuanya hanya berdasarkan keberuntungan semata.
Walaupun gaya belanja semacam ini bagi sebagian orang
aneh, namun tetap saja ramai dan jadi rebutan. Kalau
kita antre di counter atau toko yang menjual mainan
dan robot, tentu isinya adalah robot dan mainan saja
demikian juga dengan counter atau toko lainnya. Bagi
anda yang ingin mencobanya diharapkan untuk cukup kuat
secara phisik karena harus rebutan dan juga yang paling
penting tidak salah memilih counter atau memasuki toko.
Saya tidak bisa membayangkan apa yang terjadi seandainya
seorang pria salah masuk ke counter pakaian dalam wanita.
Dalam suasana panik dan berebutan, hal itu tampaknya
bisa saja terjadi.
Kunjungan ke tempat rekreasi
Sepertinya hal ini berlaku di belahan
dunia manapun sehingga sepertinya tidak perlu banyak
ditulis. Apalagi tahun baru adalah hari libur jadi tempat
tempat wisata, pertokoan dan juga onsen atau tempat
pemandian air panas biasanya pasti penuh sesak dengan
pengunjung.
Makanan dan minuman khas tahun
baru
Selain makanan Osechi yang sudah saya
sebutkan di atas, ada 2 jenis makanan dan minuman lain
yang merupakan ciri khas dari tahun baru di negara tersebut,
yaitu
Kue Mochi
Tahun baru identik dengan kue
mochi yaitu kue ketan yang ditumbuk dan dibulatkan. Kue ini
bisa disimpan dalam waktu yang cukup lama dan dihidangkan
dengan cara memanggangnya di oven toaster. Karena kebanyakan
keluarga di negara tersebut umumnya tidak memasak pada
saat tahun baru maka kue mochi menjadi salah satu makanan
alternatif yang digemari karena keawetannya.
Ama sake
Walaupun namanya adalah sake namun
sama sekali tidak memiliki kadar alkohol alias zero
sehingga bebas dikonsumsi oleh anak anak. Rasanya sangat
manis sesuai dengan namanya yaitu Ama
sake yang berasal dari kata amai yaitu manis. Rasanya seperti
minum air gula dengan rasa jahe.
Comments